Assalamualaikum salam saya kepada pengunjung kajian muslim, pembahasan hadits arbain kali ini sudah sampai ke pembahasan hadits arbain ke 17. hadits arbain ke 17 ini membahas tentang berbuat baik dalam segala urusan, maka beruntunglah kita dilahirkan sebagai orang yang menganut agama islam dari sejak lahir, karena dalam agama ini kita semua di didik untuk berbuat baik dalam hal apapun.
Berbuat baik akan segala sesuatu adalah salahsatu hal yang di utamakan dalam islam, karena dapat berdampak baik juga dalam kehidupan bermasyarakat, tidak sampai disitu saja, berbuat baik pada saat mau menyembelih hewan juga telah di atur dalam agama islam seperti yang diterangkan dalam hadits arbain ke 17 ini, namun sebelum masuk ke pembahasan hadits jangan lupa baca juga artikel sebelumnya yang membahas tentang hadits arbain ke 16, nah berikut ini adalah pembahasan hadits ke 17. LATINNYA: AN ABII YA'LAA SYADDAADIBNI AWSIN RADHIALLAAHU ANHU 'AR ROSUULILAAHI SHALALAHU ALAIHI WASALAM QOOLA INNALLAAHA KATABAL IHSAANA 'ALAAKULLI SYAI INGFAIDZAA QOTALTUM FA AHSINUL QITLATA WAINDZAA DZA BAHTUM FA AH SINUDZ DZIB JATAWAL YUHIDDA AHADUKUM SYAFROTAHU WALYURIH DZABIIHATAHU, ROWAAHUMUSLIM ARTINYA: Diriwayatkan dari abu ya’la sadad bin aos radiallahu anhu dari Rasulullah Saw bersabda: sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan atas segala sesuatu, jika kalian membunuh maka hendaklah berlaku baik dengan hal tersebut, dan jika kalian menyembelih maka hendaklah berlaku baik dengan hal tersebut, dan harus menajamkan pisaunya, dan harus menyenangkan hewan yang akan disembelih. Yang meriwayatkan hadits di atas yaitu imam muslim. PENJELASAN: Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan atas segala sesuatu, apapun itu terutama dalam isi pembahasan tentang hadits ini yang membahas berbuat baik atas segala sesuatu. jika kalian membunuh maka hendaklah berlaku baik dengan hal tersebut, yang dimaksud disini adalah membunuh ketika hendak menghakimi atau mengeksekusi orang dalam hukum Qishash, hukuman yang telah dijatuhkan kepada seorang pembunuh dalam islam, maka janganlah berbuat jahat kepada mereka ketika mereka hendak akan di eksekusi. Jika kalian menyembelih maka hendaklah berlaku baik dengan hal tersebut, ini adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan dimana kita akan menyembelih hewan untuk dijadikan konsumsi baik itu untuk diri sendiri maupun untuk dikonsumsi khalayak ramai (keluarga/tetangga), ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyenangkannya ketika kita akan menyembelih hewan diantaranya adalah: Tajamkan pisau yang akan digunakan untuk menyembelih hewan tersebut, agar ketika kita menyembelih leher hewan tersebut nanti pisaunya tidak tumpul, asahlah pisaunya sampai tajam, dengan begitu si hewan tidak akan terlalu merasakan sakit yang berkepanjangan, coba bayangkan jika pisau yang digunakan itu tumpul, mungkin akan membutuhkan waktu yang agak lama untuk dapat menyembelih leher hewan tersebut, dampak yang akan diterima hewan tersebut tidak lain adalah rasa sakit berkepanjangan. Ketika kita sedang mengasah pisau yang akan digunakan untuk menyembelih hewan, janganlah kalian mengasah pisau didepan hewan yang akan disembelih, karena itu akan menakuti hewan tersebut, prilaku ini bukanlah prilaku baik jika kalian lakukan, walaupun itu hanya sekedar hewan, karena hewan pada hakikatnya juga punya pikiran. Tidak boleh menyembelih hewan di depan hewan lainnya, mempertontonkan hal seperti ini kepada hewan lainnya baik itu dilakukan secara tidak disengaja apalagi disengaja, ini bukanlah prilaku yang baik karena hal seperti ini akan menakuti hewan lainnya. Jika kita hendak menyembelih hewan, maka janganlah kalian membawanya lewat ke tempat pemotongannya, jauhkan hewan-hewan itu dari tempat pemotongan, dan ketika hendak di eksekusi barulah bawa satu persatu. Nah itulah pembahasan tentang hadits arbain ke 17 semoga bermanfaat buat kalian, silahkan bagikan artikel ini jika menurut kalian bermanfaat, janganlupa subscibe juga blog ini ya untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami, form subscribe terdapat dibawah artikel ini, mungkin hanya sampai disini pembahasannya, akhir kata saya ucapkan wasalam.
0 Comments
Pada kesempatan kali ini saya akan meneruskan pembahasan tentang hadits arbain yang ke 16, pembahasan tentang hadits arbain ini insya Allah akan saya selesaikan dengan meng update 1/1 di blog ini setiap harinya, namun tak terasa rasanya sekarang sudah memasuki artikel dari hadits arbain yang ke 16 ini, berarti sudah 16 hari pula kami memfokuskan untuk membahas tentang hadits ini, janganlupa juga kepada pengunjung untuk membaca artikel sebelumnya yang membahas tentang hadits arbain yang ke 15, hadits ke 15 membahas tentang akhlak seorang muslim.
Nah untuk hadits arbain ke 16 ini penjelasannya menjelaskan tentang sabda rasulullah kepada orang yang bertanya, rasulullah bersabda jangan marah, namun orang itu kukuh terus bertanya kepada rasulullah dengan pertanyaan yang sama, nah penasarankan seperti apa hadits nya, berikut ini adalah pembahasan tenang hadits arbain ke 16. HADITS ARBAIN KE 16 LATINNYA: AN ABII HURAIRATA RADHIALLAHU ANHU ANNARAJULAN QOOLA LINNABIYYI SHALALAHUALAIHI WASALAM AUSHINII QOOLA LATAGH DHOB FARODDADA MIRAA RAN QOOLA LATAGHDHOB ROWAAHULBUKHARII. ARTINYA: Dari abu hurairah Radhiallahu Anhu, sesungguhnya ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shalalahu Alaihi Wasalam Nasihatilah saya, beliau bersabda: Jangan kau marah, Maka dia mengulangi hal tersebut berkali-kali, Beliau berkata jangan engkau marah. Yang meriwayatkan hadits di atas adalah Imam Bukhari PENJELASAN: Nasihatilah saya, semua orang perlu dengan yang namanya nasihat, karena memang takbisa dipungkiri terkadang kita berjalan di jalan yang salah namun kita sendiri tidak menyadarinya, maka dari itu pentingnya sebuah nasihat dari orang lain, maka hendaklah kita menerima nasihat yang telah orang lain sampaikan kepada kita, hal yang lebih baik mungkin tidakperlu kita menunggu nasihat dari orang lain, lebih bagus jika kita meminta orang lain untuk menasihati kita, seperti isi dari pembicaraan orang yang ada di hadits diatas yang meminta nasihat langsung kepada rasulullah. Jangan engkau marah, rasulullah menjawab pertanyaan orang itu dengan jawaban jangan marah, dan ketika orang itu bertanya kembali rasulullah saw menjawabnya lagi dengan pertanyaan yang sama, mungkin ucapan dari rasulullah ini untuk menguji kesabaran dan memperjelas jawaban dari apa yang ditanyakan orang itu, wallahualam, Kemarahan, sesungguhnya kemarahan adalah suatu sifat yang dapat mendatangkan masalah baru, dampak negatif dan dampak buruk yang akan timbul tidaklah bagus, dampak negatif yang akan kita dapatkan adalah tidak harmonisnya ketika menjalani kehidupan bermasyarakat karena menurut penilaian mereka, masyarakat (Tetangga, sedulur, kerabat) kemarahan adalah sesuatu yang tidak baik, tentu saja menurut orang yang marah juga kemarahan itu tidak baik, tapi terkadang mereka tidak sadar kalau mereka itu sebenarnya sering marah-marah, maka dari itu nasihat itu sangat penting. Dampak buruk yang akan di dapatkan sangatlah tidak bagus, ini berkaitan dengan diri kita, tubuh akan mudah dikendalikan oleh hawa nafsu, ketika hawa nafsu sudah menjalar, disitulah syetan akan masuk kedalam hati kita dan berbisik hal yang tidak baik sehingga tidak terkontrolnya organ tubuh yang lain terutama otak (brain), ketika otak sudah terkuasai maka ini akan berlanjut ke anggota tubuh yang lain seperti tangan yang akan mudah memukul oranglain, kaki yang akan mudah menendang orang, mulut yang akan berkata kasar, tidak teraturnya tempratur tubuh, emosi akan memuncak. Coba pikirkan jika kita marah dengan kondisi seperti itu apakah masyarakat sekitar akan menyukai kita?. tentu saja tidak bukan! maka dari itu sangat pentingnya sebuah nasihat untuk kita, agar kita bisa mengkoreksi diri dan menjadikan diri ini lebih baik lagi menjadi seorang penyabar. Nah teman-teman mungkin dalam update artikel ini hanya itu yang dapat saya sampaikan dalam penjelasan artikel kali ini, silahkan bagikan dan share artikel ini kepada teman dan kerabat dekat, janganlupa subscribe juga blog ini ya supaya bisa mendapatkan update artikel terbaru dari kami. Hadits arbain ke 15 - menerangkan tentang akhlak seorang muslim yang beriman dalam bertutur kata, jika dirinya benar-benar beriman kepada Allah Subhanahuata ala maka berkatalah yang baik atau diam, dalam pembahasan hadits arbain ke 15 ini juga menerangkan tentang memulyakan tentangga dan tamunya.
Hadits arbain ke 15 ini tak lain adalah untuk menunjukan seperti apa adab prilaku kita sebagai seorang muslim yang beriman dengan sungguh-sungguh, menjaga lisan, saat berbicara, penuh dengan sopan santun saat berbicara, dan yang lainnya,nah untuk mengetahui hadits dan penjelasannya berikut dibawah ini sudah kami persiapkan. HADITS ARBAIN KE 15 LATINNYA: AN ABII HURAIRATA RODHIALLAHU ANHU ANNA ROSUULALLAAHI SHALALAHUALAIHI WASALAM. QOOLA MANGKAANAYU MINU BILLAAHI WALYAUMIL AAKHIRI FAL YAQUL KHOIRON AWLIYASH MUTC WAMANGKAANA YU MINU BILLAAHI WAL YAUMIL AKHIRI FAL YUKRIM JAA ROHU WAMANGKANA YU MINU BILLAAHI WAL YAUMIL AKHIRI FAL YUKRIM DHOIFAHU, ROWAAHULBUKHOORIYYU WAMUSLIM ARTINYA: Dari abu hurairah radiallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau diam dan barang siapa yang beriman kepada allah dan hari Akhir maka hendakah memulyakan tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah memulyakan tamunya, yang meriwayatkan hadits di atas yaitu imam bukhari dan imam muslim. PENJELASAN: Barang siapa yang beriman kepada Allah hendaklah berbicara dengan kata-kata yang baik atau diam, dalam kata ini sopan satun dari seorang muslim yang beriman dengan tingkatan iman yang tinggi tentulah harus bertutur kata yang baik atau lebih memilih untuk diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah hendaklah memulyakan tetangganya, dalam kehidupan sosial lihat lah disekeliling kita, ada begitu banyak orang (tetangga), yang dapat kita mulyakan, didunia ini kita tidaklah hidup sendirian, adakalanya kita membutuhkan bantuan mereka untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa dikerjakan sendiri, maka dari itu mulyakanlah mereka agar kehidupan kita dalam bermasyarakat dipenuhi dengan kebaikan, rukun dalam bertetangga, dan dapat di andalkan. Barang siapa yang beriman kepada Allah hendaklah memulyakan tamunya, kata ini tak lain menyuruh kita agar memulyakan seorang tamu yang berkunjung kepada kita, siapapun tamunya, jika perlu jamu lah tamu itu dengan makanan dan yang lainnya agar mereka senang dengan apa yang telah kita suguhkan kepada mereka, dengan begitu kita telah melaksanakan apa yang telah disebutkan dalam hadits arbain ke 15 ini. Nah itulah penjelasan tentang hadits arbain ke 15 yang dapat kami sampaikan kepada kalian, semoga penjelasan artikel ini dapat bermanfaat untuk kalian, dan penjelasannya dapat mudah dimengerti, silahkan bagikan artikel ini kepada teman kerabat dan saudara lainnya, agar mereka tahu tentang hadits arbain ke 15 ini, jangan lupa subscribe blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami, oh ia mengenai hadits arbain ini silahkan baca juga hadits arbain yang lainnya, jumlah dari hadits arbain ini seluruhnya terdapat 40 hadits. Hadits arbain ke 14 menjelaskan tentang tidak halanya darah seorang muslim kecuali jika mereka melakukan sebuah perkara yang tidak bolek dilakukan, lantas perkara apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh seorang muslim itu? nah mengenai hal ini akan kita bahas pada penjelasan hadits dibawah ini.
Untuk hadits arbain ke 14 penjelasanya akan sedikit panjang karena akan terkait dengan hadits yang lainnya, hadits yang menerangkan tentang Qisas, hudud, dan murtad, semua haditsnya yang kami ketahui akan kami tuliskan disini agar penjelasannya terjelaskan secara menyeluruh dan dapat dimengerti oleh kalian yang membaca artikel ini, nah berikut ini untuk pembahasan hadits yang utama mari kita mulai dengan hadits arbain ke 14 dibawah ini. HADITS ARBAIN KE 14 LATINNYA: ANIBNI MAS'UUDIR RODHIYALLAAHU 'ANHU QOOLA QOOLA ROSUULULLAAHI SAW LAAYAHILLU DAMUMRI IMMUSLIMIN ILAABI IHDAA TSALATSI ATSYIBUZZAANII WANNAFSU BINNAFSI WATAARIKULIDIYNIHIL MAFARIQ LILJAMAA 'ATI ROWAHULBUKHORIYYI WAMUSLIM. ARTINYA: Dari ibnu Mas'ud Radiallahu Anhu dia berkata Rasulullah Shalalahualaihi Wasalam berkata: Tidak halal darahnya seorang muslim kecuali dengan salahsatu dari tiga perkara: A. Seorang janda yang berzinah (Laki-laki dan perempuan yang sudah merasa menikah). B. Badan diganti dengan badan lagi (Mateni). C. Orang yang meninggalkan Agamanya yang memisahkan diri dari jemaah muslimin. Yang meriwayatkan hadits di atas adalah imam Bukhari dan Imam Muslim. PENJELASAN Hadits arbain ke 14 menjelaskan betapa berharganya seorang islam yang taat, taat kepada hukuk islam yang sudah ditetapkan diantaranya seperti hadits di atas. seorang muslim yang baik selalu saling membatu (bergotong royong), menjaga keharmonisan dalam bermasyarakat dan kenyamanan dalam menjalani kehidupan, saling menjaga satu samalain dari bahaya yang mungkin saja akan terjadi, tetapi jika salah satu diantara mereka ada yang melanggar hukum yang telah ditetapkan seperti hadits arbain ke 14 tersebut maka sebagai hukumannya mereka harus di adili dengan hukum yang telah ditetapkan. 1. Seorang janda yang berzinah, dalam hal ini adalah mereka yang sudah merasakan menikah baik itu laki-laki maupun perempuan, hukuman bagi mereka adalah hukum rajam (dilempari dengan batu sampai mati) sebagai mana dengan hadits yang telah disebutkan dibawah ini. LATINNYA: FAQOOLA 'UMARU : INNALLAAHA NA 'ATSA MUHAMMADAN BIL HAQQI WA ANGZALA 'ALAIHIL KITAABA FAKAANA FIIHAA UNGZILA 'ALAIHI AAYATURROJ MI QORO NAA HAAWAWA 'AINAA HAAWA 'AQOLNAA HAAFARO HABAMA ROSUULULLAAHI SHOLLALLAAHU 'ALAIHI WASALLAMA WAROJAMNAA BA'DAHUFA AKHSYAA INTHOOLABINNAASI ZAMAANUYAQUULA QOO ILUM MAANAJIDURROJMAFII KITAABILLAAHI FAYADHILLUU BITARKI FARIIDHOTIN ANGZALAHALLAAHUWA INNARROJMA HAQQUNG FIIKITAABILLAAHI 'ALAA MANGZANAA INDZAA AHSHONA MINARRIJAALI WANNISAA I IDZAAQOOMATIL BAYYINATU AWKAANAL HABALU AWIL I'TIROOF. ARTINYA: Telah berkata umar khalifah kedua dalam pidatonya dimuka umum, sesungguhnya allah telah mengutus muhammad dengan hak benar dan telah menurunkan kitab kepadanya, maka diantara ayat-ayat yang diturunkan itu ada ayat rajam . kami telah membaca, menjaga, dan menghafalkan ayat itu, Rasulullah Shalalahu Alaihi Wasalam, telah merajam orang berzina, dan kami juga telah menjalankan hukum rajam, saya sesungguhnya amat takut dikemudian hari kalau-kalau orang akan mengatakan, rajam tidak ada dalam kitab Allah, maka dengan itu mereka sesat, meninggalkan kewajiban yang telah diturunkan allah. maka hukum rajam itu benar ada dalam kitab Allah atas orang yang berzina, laki-laki dan perempuan, apabila ia muhsan apabila ada saksi atas perbuatan itu, atau dia hamil, atau dia mengaku. 2. Nyawa diganti dengan nyawa, yang dimaksud dengan perkataan ini adalah membunuh orang yang tidak bersalah, ini adalah perkara yang sangat besar, dan dosanyapun sangat besar, ketika ada orang yang melanggar perbuatan ini maka mereka wajib diberi hukuman Qisas, karena hukumannya disetarakan dengan perbuatannya yang sangat keji tersebut, hukum ini dilakukan taklain untuk menjaga keselamatan dan ketentraman bagi orang lain (umum), Allah yang maha adil telah menetapkan hukuman yang setimpal sebagaimana firmannya dalam surat AN-NISA ayat 93 dan surat AL-BAQOROH ayat 178. SURAT AN-NISA AYAT 93 LATINNYA: WAMAY YAQTUL MU MINAMMUTA'AMMIDAN FAJAZAA UHU JAHANNAMU KHOLIDAN FIIHAA WAGHODHIBALLAAHU 'ALAIHI WALA'ANAHU WA A'ADDALAHU ADZAABAN 'ADZIIMAN. ARTINYA: Dan barang siapa yang menbunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka jahanam, kekal ia didalamnya, dan allah murka kepadanya, dan mengutuknya, serta menyediakan azab yang besar baginya. SURAT AL-BAQOROH AYAT 178 LATINNYA: YAAA AYYUHALLADZIINA AAMANUU KUTIBA 'ALAIKUMUL QISHOOSHU FIL QOTCLAA. ARTINYA: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qisas berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh. 3. Murtad, artinya orang yang keluar dari agama, orang yang memisahkan diri dari jemaah muslimin, dalam kasus ini ada hukum yang sudah mengaturnya, hukum bagi orang murtad ini sudah ditetapkan oleh rasulullah, perintah ini sangat jelas bahwa rasulullah telah menetapkan hukuman ini sebagaimana dia mendapat wahyu dari Allah Swt untuk memateni orang yang telah keluar dari agama islam. Nah itulah penjelasan tentang hadits arbain ke 14 yang dapat kami jelaskan pada halaman ini, semoga teman-teman yang membacanya dapat mengerti dengan apa yang telah kami terangkan, untuk pembahsannya saya cukupkan sampai disini, silahkan bagikan artikel ini kepada teman kerabat, keluarga agar mereka juga tahu tentang hadits arbain ke 14 ini, janganlupa subscribe juga ya blog ini untuk mendapatkan informasi terbaru tentang islam di blog ini. Hadits arbain ke 13 - pada kesempatan kali ini kita masih dalam pembahasan hadits arbain ke 13, dalam hadits ini menjelaskan tentang mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri, sesama muslim tentulah harus saling menyayangi dalam hal agama, karena itu adalah cerminan diri bahwa seakan-akan dia mencintai dirinya sendiri, menjauhkan rasa iri, kesal, dendam, dan buruk sangka adalah salahsatu hal utama agar kita sesama muslim tidak saling bermusuhan.
Dijaman sekarang kita banyak sekali menyaksikan hal-hal yang bertolak belakang dengan keterangan yang ada didalam hadits ini, permusuhan, dendam, iri hati dan masih banyak lagi yang menyebabkan tidak rukunnya suatu kelompok dalam masyarakat, hal seperti ini akan sangat berpengaruh sekali kepada iman, yang namanya iman itu dapat dikatakan mempunyai tingkatan, iman dapat bertambah dan berkurang dalam diri manusia, iman seseorang akan bertambah apabila ketaatannya kepada Allah dan rasulnya sudah ia jalankan namun iman seseorang juga dapat berkurang apabila seseorang tersebut mempunyai sifat-sifat yang sudah kami sebutkan di atas, dalam hal ini tentulah imannya akan berkurang seperti yang dijelaskan dalam hadits di bawah ini HADITS ARBAIN KE 13 LATINNYA: AN ABII HAMZATA ANASIBNI MAALIKIRRODHIYALLAHU ANHU KHOODIMI ROSUULILLAAHI SAW, 'ANINNABIYYI SAW QOOLA LAYU MINU AHADUKUM HATTAA YUHIBALLI A KHIIHIMAA YUHIBBU LINAFSIHII ROWAAHUL BUKHOORIYYU WAMUSLIM. ARTINYA: Dari Abi Hamzah anas Bin Malik Radiallahu Anhu, Pembantu Rasulullah Shalalahualaihi Wasalam dari nabi Saw bersabda: Tidak sempurna Iman seseorang diantara kalian sehingga mencintai saudaranya (Saudara seagama) seperti mencintai dirinya. Yang meriwayatkan hadits di atas adalah Imam Bukhari dan Imam Muslim. PELAJARAN Mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri dalam hal agama, ini sangat diperlukan karena kita sebagai makhluk yang hidup bermasyarakat tidak akan bisa hidup seorang diri, terkadang kita memerlukan bantuan orang lain agar bisa menyelesaikan suatu perkara, maka dari itu cintailah saudara kalian seperti mencintai diri kalian sendiri. Janganlah kalian putuskan tali silaturahmi dengan saudara, kenalan, sedulur dan yang lainnya karena itu akan membuat hancurnya rasa kasih, perkuatlah tali silaturahmi tersebut agar kita tetap rukun sesama keluarga, saudara, teman, kerabat dan sedulur yang lainnya. Gunakanlah bahasa yang baku, sopan dan santun dalam menjalin komunikasi agar tidak timbul perkara yang dapat berujung rasa saling curiga. Mendahulukan oranglain dalam urusan dunia adalah sesuatu yang baik dan terpuji, bahkan dalam agama kita agama islam hal tersebut disunahkan, maka berlomba-lombalah dalam melakukan kebaikan, karena hal itu akan membuat iman kita bertambah sempurna. Dalam perkara ini sesungguhnya tak ada ruginya bagi dirikita untuk saling menyayangi sesama muslim, saling menyayangi dapat memperkuat tali persaudaraan seperti yang sudah disebutkan di atas, mungkin untuk hadits arbain ke 13 ini pembahasannya kami cukupkan sampai disini, silahkan bagikan artikel ini kepada teman kerabat jika menurut teman-teman artikel ini bermanfaat, jangan lupa subscribe blog ini ya untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru, oh ia baca juga hadits arbain sebelumnya ya, hadits arbain sebelumnya membahas tentang hal meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat. Hadits arbain ke 12 menjelaskan tentang meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat, tak terasa penjelasan tentang hadits arbain ini sudah mencapai penjelasan hadits yang ke 12, dalam hadits ini kita akan di tuntun agar tidak melakukan hal yang tidak ada manfaatnya dalam agama islam, sebelum masuk ke pembahasan jangan lupa bacajuga artikel sebelumnya tentang hadits arbain ya, artikel sebelumnya membahas tentang perintah untuk meninggalkan hal yang meragukan dan mengerjakan hal yang diyakini, ok balik lagi ke pembahasan utama.
Apa sih perkara yang dimaksud tidak bermanfaat bagi islam? Hal yang tidak bermanfaat bagi islam adalah perkara yang tidak ada manfaatnya untuk diri sendiri, dunia, maupun akhirat, dalam kasus ini jika pandangan kita meyakini bahwa perkara yang akan dilakukan itu tidak bermanfaat sebaiknya kita berhenti dan tidak melakukannya, untuk lebih jelasnya berikut ini adalah hadits arbain ke 12. HADITS ARBAIN KE 12 LATINNYA: AN ABII HUROIROTA RODHIALLAHU 'ANHU QOOLA QOOLA ROSULULLAAHI SAW MIN HUSNI ISLAAMIL MAR I TARKUHU MAALAA YA'NIIHI HADIITSUN HASAN. ROWAAHUTTIRMIDZIY YAWAGHOIRUHU HAAKADZAA. ARTINYA: Dari abu hurairah Radiallahu Anhu, dia berkata Rasulullah Shalalahualaihi Wasalam berkata: Ciri dari orang yang islamnya baik yaitu meninggalkan perkara yang tidak ada faedahnya (Tidak ada manfaat). Ini adalah Hadits hasan Riwayat dari Imam Tirmidzi dan yang lainnya. PELAJARAN Ciri dari orang yang islamnya baik adalah ia selalu melaksanankan kewajiban sebagai orang muslim, dengan mengerjakan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangannya, ini adalah satu hal yang pasti jika mau menilai kebaikan dari seorang muslim. Meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat, seorang muslim yang baik tentu dia selalu meninggalkan perkara yang tidak ada faedahnya, dirinya selalu menyibukan diri dengan hal-hal yang bermanfaat, beribadah, membantu orang, belajar dan lain sebagainya yang dapat bermanfaat bagi dirinya, orang-orang disekitarnya, perkara dunia maupun akhirat. TIPS Bagai mana jika kita ingin menjadi seorang muslim yang baik, secara praktek tentu akan sangat sulit sekali terutama bagi orang-orang yang mulai menemukan dan menempuh jalan yang lurus (mendapat hidayah dari Allah), tips disini tidaklah ilmiah namun bagi teman-teman yang baru mendapatkan hidayah dari Allah, mungkin bisa mempraktekannya. Lakukan apa yang diperintahkan oleh agama islam, Syahadat, Sholat, puasa, zakat, haji. hal yang sudah saya sebutkan itu adalah yang disebut dengan rukun islam, dalam prakteknya akan sangat sulit sekali bagi orang yang pertama melakukannya, akan tetapi lambat laun akan terbiasa, cobalah untuk bersabar dan terus melakukan apa yang diperintahkan, jika memang teman-teman tidak tau bagai mana melakoni ke lima rukun islam di atas, alangkah baiknya tema-teman menemui ustadz setempat, itu adalah langkah yang sangat baik sekali untuk memdapatkan pelajaran. Menjauhi apa yang dilarang oleh agama islam, contohnya memakan makanan yang haram, menjahili orang, berbuat jahat, mencuri, riba, dan lain sebagainya, perkara yang dilarang oleh agama islam itu ada banyak sekali, jika teman-teman belum mengetahuinya silahkan pelajari perkara-perkara apa saja yang dilarang oleh agama islam. Cobalah untuk membuat agenda aktivitas dimana hal yang akan kita lakukan dalam sehari tercatat, dalam istilah masa kini itu disebut dengan me manage waktu, catatlah aktivitas pada sebuah kertas, mencatat hal-hal yang bermanfaat bagi diri kita, dunia dan akhirat, jauhi perkara yang tidak ada manfaatnya, sibukan diri dengan aktivitas agar kita bisa terjauh dari hal yang tidak ada manfaatnya tersebut. Nah mungkin dalam hadits ini hanya ini yang dapat kami terangkan, silahkan bagikan artikel hadits arbain ke 12 ini jika menurut teman teman bermanfaat, janganlupa subscribe juga blog ini ya untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami. Hadits Arbain - Tak terasa kita sudah memasuki pembahasan hadits arbain yang ke 11, hadits arbain ini penjelasannya sangat singkat namun mengandung makna yang sangat penting dalam islam, isi kandungannya adalah meninggalkan hal yang meragukan dan mengerjakan hal yang diyakini, sebenarnya penjelasan tentang syubhat (Ragu-ragu) sudah sedikit kita bahas pada hadits arbain ke 6, jika teman-teman penasaran silahkan baca hadits arbain ke 6.
Walaupun penjelasannya sangat singkat tidak menutup kemungkinan penjelasan haditsnya akan sedikit pula, dalam islam itu sering sekali ada keterkaitan, urayan furuq (Cabang) yang membuat penjelasan hadits ini terkait dengan hadits yang lainnya, nah untuk lebih jelasnya berikut haditsnya dibawah ini. HADITS ARBAIN KE 11 LATINNYA: AN ABII MUHAMMADIN HASANIBNI ALIYYINBI ABII THALIBIS SIBNTHI ROSUULILLAAHI SHALALAHU ALAIHI WASALAM WAROIHAA NABIHII RODHIALLAHU ANHUMAA QOOLA HAFIDZTU MIRROSUULILLAAHI SHALALAHUALAIHI WASALAM DA'MAA YARIYBUKA ILAAMAA LAYARIYBUKA ROWAAHUT TIRMIDZIY YUWANNASA IYYUWAQOOLATTIRMIDZIY YUHADIYTSU HASANUSH SHOHIIH. ARTINYA: Dari abu muhammad hasan bin ali bin abi tholib, cucu Rasulullah Saw dan kesayangannya Radiallahu Anhuma, dia berkata: Aku telah hafal sebuah hadits dari Rasulullah Shalalahu Alaihi Wasalam: Tinggalkan apa yang membuat kamu ragu dan kerjakan hal apa yang tidak membuatmu ragu. Yang meriwayatkan hadits ini adalah imam Tirmidzi dan Nasa’i dan Imam Tirmidzi berkata hadits di atas adalah hadits hasan shahih. PENJELASAN Tinggalkan hal yang meragukan, hal yang meragukan itu sangat banyak sekali, walaupun dalam islam, banyak sekali hal-hal yang tidak ada penjelasannya dalam hukum ataupun dalam Riwayat, seperti contoh makanan: Belalang dan hal lainya yang tidak ada penjelasan atas halal, haramnya hal tersebut, dalam hal ini akan sangat berat sekali untuk membuat keputusan dikarenakan tidak adanya penjelasan tetang hal tersebut, disinilah akan timbul keraguan bagi kita, lanjut ke pembahasan hadits arbain ke 11, jika memang hal tersebut membuat kalian ragu maka seperti apa yang di jelaskan dalam hadits di atas sebaiknya kita meninggalkannya. Lantas Apakah ada keuntungan jika kita meninggalkan hal yang meragukan tersebut, sementara memang tidak ada penjelasan tentang haramnya hal seperti contohnya makanan tersebut? dalam masalah ini sebaiknya kita kembali ke pembahasan hadits yang ke 6, bagai mana jika kita meninggalkan perkara yang meragukan, dalam hadits arbain ke enam disebutkan: Barang siapa yang meninggalkan subhat maka dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya, dan barang siapa yang melakukan subhat maka lama-lama dia akan melakukan hal yang haram. Sesungguhnya jika memang perkara tersebut ada hukumnya, dalam artian ada riwayat yang menerangkan tentang Halalnya hal tersebut, maka tidak akan ada sedikitpun keraguan dalam hati seorang muslim. Lantas bagai mana jika hal yang meragukan itu berbenturan dengan keyakinan kita? dalam hal ini pilihlah yang diyakini. KEUTAMAAN Keutamaa hadits arbain di atas tentang meninggalkan hal yang syubhat adalah untuk melatih diri agar tidak melakukan perkara yang meragukan sehingga kita dapat menangkal bisikan-bisikan syetan yang selalu berbisik dalam hati, ini semua tentu akan membawa banyak sekali manfaat baik didunia maupun di akhirat nanti. Nah itulah pembahasan tentang hadits arbain ke 11 yang membahas tentang meninggalkan hal yang meragukan dan mengerjakan hal yang diyakini, semoga teman-teman yang membaca artikel ini dapat menGerti apa yang kami jelaskan, jangan lupa baca juga hadits arbain ke 10 ya, yang membahas tentang rizki yang baik dan halal. silahkan share / bagikan artikel ini kepada teman, kerabat dan keluarga jika menurut sahabat bermanfaat, jangan lupa subscribe juga ya blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami, kolom subscribe terdapat di bawah artikel. Tahukah kalian bahwa ada beberapa syarat yang dapat membuat doa-doa kita terkabulkan, hal-hal tersebut diantara lain adalah makanan dan minuman yang halal serta pakaian dan pekerjaan yang halal pula, nah hal-hal tersebut sangat berpengaruh terhadap terkabulnya doa yang kita panjatkan kepada Allah Subhanahuwata'ala, semua keterangan yang kami sebutkan di atas tentu saja sesuai hadits yang ada, tepatnya hadits yang akan menjadi pembahasan kita kali ini yaitu hadits Arbain ke 10 tentang rizki yang baik dan halal adalah syarat diterimanya doa.
Nah berikut ini adalah hadits arbain ke 10 kami tuliskan di bawah ini, janganlupa baca juga artikel sebelumnya yang membahas tentang hadits arbain ke 9 yang menjelaskan perintah sesuai dengan kemampuan. HADITS ARBAIN KE 10 LATINNYA: AN ABII HURAIRATA RADIALLAH HU 'ANHU QOOLA ROSUULULLAAHI SAW, INNALLAAHA TA'AALA THOYYIBULLAYAQBALU ILLA THOIBAN WAINNALLAAHA AMAROL MU MINIINA BIMAA AMAROBIHIIL MURSALIINA FAQOOLA TA'AALAA YAA YAHUU ARRUSULUKULUU MINNATH THOYYIBAN TIWA'MALUU SHOOLIHAN. WAQOOLAYAA YAHHU ALLADZIINA AAMANUU KULUU MINGTHOYYIBAATI MAARIZAQNAAKUM. TSUMMA DZAKAROJULAYUTHIILUS SAFARO AS'TSA AGHBARO YAMUDDU YADAIHI ILASSAMAA I YAAROBBU YAA ROBBU WAMATH'AMUHU HAROOMUW WAMASY ROBUHU HAROOMUW WAMALBASUHU HAROOMUW WAGHUDZIYA BILHAROOMI FAANNAA YUSTAJAABULAHUU, ROWAHUMUSLIM. ARTINYA: Diriwayatkan dari abu hurairah Radiallahu Anhu, dia berkata Rasulullah Saw Bersabda: Sesungguhnya Allah itu baik, Allah tidak akan menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang mukmin dengan apa yang diperintahkan kepada para rasul dengan firman Allah ta'ala "Hei para Rasul makanlah kalian dengan yang baik-baik dan beramal sholehlah kalian, dan Allah berfirman: Hei orang-orang yang beriman, makanlah kalian dari yang baik-baik dengan apa yang telah Allah rizkikan kepada kalian. Terus Rasulullah menyebutkan seorang laki-laki dari perjalanan yang jauh, yang kusut yang penuh dengan debu dia mengangkat dua tangannya ke langit "Wahai tuhanku" Wahai tuhanku, sedangkan makanan dia dari yang haram dan minumannya juga dari yang haram begitupula pakaiannya dari yang haram dan apa kebutuhan dia dari yang haram, kalo keadaanya seperti itu bagai mana mau terkabul atas doa yang telah ia panjatkan. Yang meriwayatkan hadits di atas adalah imam Muslim. PENJELASAN Allah itu baik maha pengasih, maha penyayang dan maha pengabul, barang siapa yang memohon kepadanya tentang sebuah perkara tentu dia akan mengabulkannya jika ketentuan-ketentuan yang sudah Allah tetapkan dan perintahkan telah kita laksanakan seperti perintah melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala laranganya. Allah tidak menerima kecuali yang baik, maka dari itu supaya doa, amal dan perbuatan baik kita diterima oleh allah janganlah membuat keburukan, jika kita melakukan segala perkara yang buruk dan segala larangan yang telah Allah tetapkan, maka mungkin saja hal inilah yang membuat tidak terkabulnya doa yang telah kita panjatkan. Makanlah kalian dengan yang baik-baik, dalam penjelasan kata ini kita diperintahkan untuk memakan makanan yang baik-baik dalam artian makanan itu tidak dibuat dari bahan yang haram, dan bukan dari hasil uang yang haram pula, maka dari itu jauhilah makanan dan minuman yang haram contohnya khamr (minuman keras), daging babi, anjing, segala sesuatu yang bertaring dan berbisa, hewan yang hidup di dua alam seperti kepiting, katak, buaya, biyawak, dan masih banyak lagi, serta jauhi juga hasil rizki yang haram dan pakaian yang dibeli dari rizki yang haram. Beramal sholehlah dengan cara bersedekah, membantu orang yang sedang kesulitan, berbuat baik dengan tujuan meringankan beban orang lain tanpa berharapnya sebuah balasan, sesuatu perbuatan yang mendatangkan manfaat bagi dirikita dan orang lain. Seperti yang sudah diceritakan dalam hadits di atas oleh Rasulullah tentang seorang laki-laki yang sedang berada dalam perjalanan yang sangat jauh, dia berdoa kepada Allah akan tetapi rizki, makanan, minuman, pakaian yang dia dapatkan dari hasil yang haram, tentulah doa nya tak terkabul. BEBERAPA SEBAB TERKABULNYA DOA Seseorang yang sedang dalam perjalanan yang sangat jauh (Safar) Meminta permohonan dalam keadaan yang sangat membutuhkan, dalam keadaan terdesak. Meminta dengan mengadahkan tangan kita ke atas Memanggil Allah dengan menyebut YAA RABBII, atau dengan menyebut nama dan sifatnya yang terdapat dalam Al-maulhusna, kemudian mintalah pertolongan dan perkara yang kalian hendaki. Nah itulah penjelasan tentang hadits arbain ke 10 yang dapat kami paparkan di halaman ini, semoga dapat bermanfaat buat teman teman, bagikan artikel ini kepada kerabat dan teman dekat agar lebih bermanfaat, janganlupa subscribe juga blog ini, akhir kata saya ucapkan wasalam. Assalamualaikum sahabat, pada kesempatan penulisan hadits arbain ini kita sudah memasuki ke hadits Arbain yang ke 9 yang menerangkan tentang melaksanakan perintah sesuai dengan kemampuan, hadits ini diriwayatkan dari abi hurairah abdirahman bin shokhrin radiallahu anhu, untuk haditsnya berikut dibawah ini.
HADITS ARBAIN KE 9 LATINNYA: AN ABII HURAIRATA ABDIRRAHMAANIB NI SHOKHRIRADHIALLAAHU ANHU QOOLA SAMI'TU RASUULALLAAHI SAW YAQUULU: MAA NAHAITUKUM 'ANHUFAAJTANIBUU HUMAAA AMARTUKUM BIHII FAATUUMINHU MAS TATHO'TUM FAINNAMAA AHLAKALLADZIINA MINGQOBLIKUM KASROTUMASAA ILIHIM WAKHTILA FUHUM 'ALAA ANIBYAAIHIM. ROWAAHULBUKHOORIYYU WAMUSLIM. ARTINYA: Diriwayatkan dari abi hurairah Abdirahman bin shokhrin Radiallahu Anhu, Dia berkata saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: Apa yang dilarang bagi kalian maka jauhilah, dan apa yang diperintahkan bagi kalian maka laksanakan semampu kalian, maka sesungguhnya kehancurnya orang-orang sebelum kalian itu karena orang-orang itu banyak bertanya (Yang tidak ada gunanya), dan pertentangan mereka terhadap nabi-nabinya. Yang meriwayatkan Hadits di atas yaitu Imam Bukhari dan Imam Muslim. PELAJARAN Nag seperti apa yang telah disebutkan dalam hadits di atas, berikut ini sedikit penjelasan tentang pelajaran yang terkanduung didalamnya. 1. Apapun yang sudah Rasulullah Shalalahualaihi wasalam larang maka jauhilah, sesungguhnya dalam perintah untuk menjauhi larangan yang sudah rasulullah perintahkan itu tak lain adalah untuk kebaikan kita sendiri, karena dalam hal ini rasulullah sudah mengetahui dampak dari perbuatan yang dilarang tersebut, maka patutlah kita bersyukur kepada Allah Swt yang sudah menurunkan pemimpin untuk memberitahukan kepada kita tentang bahaya dari hal-hal yang seharusnya tidak kita kerjakan dan lakukan tersebut. 2. Apapun yang diperintahkan kepada kalian maka laksanakanlah, dalam kata ini siapapun diantara kita yang tidak mampu melaksanakan perbuatan yang telah diperintahkan maka laksanakanlah semampu kalian, perkataan ini ditunjukan kepada perbuatan sunah, untuk perbuatan yang wajib seperti shalat 5 waktu tentulah harus dilaksanakan. 3. Ada banyak sekali kaum yang hancur sebelum masa Rasulullah, itu semua salah satunya disebabkan karena mereka sering bertanya hal yang tidak ada gunanya, selalu menyelisih perintah para nabi-nabinya. Nah teman teman itulah penjelasan tentang hadits arbain ke 9 yang menjelaskan tentang melaksanakan perintah sesuai dengan kemampuan, dalam hal ini jika memang kita ingin bisa melaksanakan perintah perintah tersebut cobalah untuk membuat persaingan, berlomba-lomba siapa yang paling ta'at dalam melakukan ibadah, namun tentusaja dalam hal persaingan yang fositif, namun jika memang kita tidak bisa bersaing dengan orang-orang hebat, ulama-ulama, maka bersainglah dengan orang-orang disekitar kita yang memiliki keadaan yang sama. Untuk penjelasannya saya cukupkan sampai disini, jika menurut kalian pembahasan dalam artikel ini bermanfaat silahkan untuk membagikan artikel ini kepada teman kerabat dekat, janganlupa subscribe juga blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami ya, kolom subscribe terdapat tepat dibawah artikel ini, akhir kata saya ucapkan wasalam. Assalamualaikum wr wb - Kepada para pembaca pembahasan kita kali ini sudah memasuki hadits arbain yang ke 8, isi dari pembahasan hadits arbain ke 8 ini menjelaskan tentang memerangi manusia yang tidak melakukan shalat dan tidak mengeluarkan zakat meski rizki yang ia peroleh sudah melebihi dari nishab, oh ia jangan lupa baca juga hadits ke 7 yang membahas tentang Agama adalah nasihat.
Kenapa orang yang meninggalkan shalat dan orang yang tidak mengeluarkan zakat harus diperangi? mari kita bahas sedikit terlebih dahulu tentang meninggalkan shalat dan zakat ini, menurut jumuhur ulama meninggalkan shalat amatlah berbahaya karena sudah berani meninggalkan hal yang telah diwajibkan begitu pula dengan zakat. Sebagian ulama ada yang beranggapan bahwa orang yang meninggalkan shalat bukanlah orang muslim bahkan para shahabat Rasulullah sekalipun beranggapan hal yang sama, maka dari itu kenapa dalam hadits ini memerintahkan untuk memerangi orang yang tidak shalat dan tidak melakukan zakat karena konsekuensinya sangatlah berat. Nah berikut ini adalah hadits arbain yang kedelapan yang membahas tentang memerangi manusia yang tidak melakukan shalat dan zakat. LATINNYA: ANIBNI UMARO RIDHIALLAAHU'ANHUMAA ANNAROSUULALLAHI SHALALAHUALAIHI WASALAM, QOOLA UMIRTU AN UQOOTILANNAASA HATTA YASY HADUU ALLA ILAAAHA ILLALLAAHU WA ANNA MUHAMMADARROSULULLAAHI WAYUQIIMUUSH SHOLATA WAYUTUZZAKAATA FAIDZAAFA'ALUU SZAALIKA A'SHOLUU MINNI DIMAA AHUM WA AMWALAHUM ILLAA BIHAQQIL ISLAAMI WAHISAABUHUM 'ALALLAAHI TA'ALAA. ROWAHULBUKHARIYYU WAMUSLIM. ARTINYA: Diriwayatkan dari ibnu umar Radiallahu Anhuma, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga bersaksi (Meyakinkan) orang-orang itu sesungguhnya tiada tuhan yang wajib disembah selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad itu utusan Allah, Dan yang mendirikan shalat, dan yang memberikan zakat, maka dimana orang-orang itu sudah melaksanakan semuanya, maka akan terjaga darah-darahnya mereka dan hartanya mereka dariku kecuali dengan hak islam, dan Allah ta’ala yang akan menghisab mereka. Yang meriwayatkan hadits diatas adalah imam Bukhari dan Imam Muslim. PENJELASAN Dalam hadits ini walaupun pembahasannya tentang memerangi orang yang tidak shalat dan zakat namun ada banyak sekali kata-kata yang menyangkut kepada hadits lainnya sehinnga hadits ini saling terkait satu sama lain, maka untuk memahaminya bagi orang awam tidak bisa hanya membahas satu hadits ini saja, kata yang terkait dengan hadits lain seperti contohnya: Syahadat: (Meyakinkan), maksud dari meyakinkan ini adalah mengucapkan dua kalimah syahadat, meyakini bahwa tiada tuhan yang wajib disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah. Mengucapkan syahadat ini tidak bisa hanya dengan lisan yang terucap saja, dalam hal ini kita harus benar benar meyakini ucapan kita dari hati juga, tidak bisa hanya dengan ucapan saja, apalagi ucapan yang penuh dengan keraguan dan hati yang tidak yakin. Mendirikan Shalat dan menunaikan zakat: dalam hadits ini menyatakan bahwa orang yang tidak shalat dan zakat harus diperangi hal ini tidak berlaku bagi rakyat jelata, maksud dari perkataan ini hanya ditunjukan kepada imam dan para pemimpin. KESIMPULAN Ke 3 Pembahasan di atas termasuk kepada rukun Islam, barang siapa yang mengerjakan ke 3 rukun islam yang dijelaskan di atas maka orang itu tidak keluar dari agama islam kecuali jika ada hukum-hukum islam yang dilanggar seperti memateni orang dan yang lainnya. Nah itulah pembahasan tentang hadits arbain ke 8 yang menjelaskan tentang memerangi manusia yang tidak shalat dan zakat, silahkan bagikan kepada teman kerabat dan yang lainnya jika menurut kalian hadits ini bermanfaat, jangan lupa subcribe juga ya blog ini untuk mendapatkan updatean terbaru dari kami, akhir kata saya ucapkan wasalam. Assalamulaikum penjelasan kali ini masih meliputi tentang hadits arbain, pada kesempatan kali ini kita sudah masuk kepada pembahasan hadits arbain yang ke 7 yang mana hadits ini menjelaskan tentang Agama adalah nasihat, pada dasarnya kita sebagai orang islam dan orang yang takluput dari perbuatan dosa dan sering kali salah arah tentu saja akan sangat membutuhkan nasihat, nasihat yang telah di abadikan oleh Allah melalui Al-Quran dan nasihat yang dikemukakan oleh Rasulullah saw itu adalah nasihat yang sangat penting sekali tentunya, nah bagai mana kita dapat mengetahui nasihat-nasihat tersebut, jawabannya belajarlah Al-Quran dan hadits.
Jalankan semua perintahnya dan jauhi segala larangannya, itu sudah sangat jelas sekali, banyak ayat-ayat dan hadits yang menjelaskan tentang itu dal bisa dijadikan sebagai nasihat tentunya, jika memang kita tidak bisa mengartikan bahasa arab dalam Al-Quran datanglah ke para Ustadz yang bisa mengartikannya dan belajarlah lebih banyak lagi, janganlupa baca juga Hadits arbain ke 6 ya, hadits arbain ke 6 menjelaskan tentang bid'ah, untuk hadits arbain yang ke 7 berikut di bawah ini. LATINNYA: An abii ruqoyyata tamiimibni awsid daariyyi rodhiyallahu anhu, annannabiyya SAW, Qoola: Laddiinunnashiihatu. Qulnaa liman? Qoola lillahi walikitaabihii warosuulihii wali a immatil muslimiina wa'aamatihim. Rowaahu Muslim. ARTINYA: Diriwayatkan dari abi ruqoyah, Tamim bin Aus adzari Radiallahu Anhu, Sesungguhnya Rasulullah Saw telah bersabda: Agama itu nasihat. Pada saat itu kami semua bertanya: Untuk siapa? Jawab Rasulullah: Bagi Allah dan kitab-kitabnya Allah dan Rasulnya Allah dan kepada imam-imam muslimin dan kepada orang awam umat islam pada umumnya. Yang meriwayatkan Hadits di atas yaitu imam Muslim. Nasihat adalah hal yang sangat penting yang di ucapkan melalui ungkapan rasa kepedulian untuk mengajak seseorang yang sudah jauh melangkah kepada jalan yang salah, nasihat ini tentu bertujuan membawa kebaikan kepada orang yang yang dinasihati. Menasihati orang lain bukan berarti kita jauh lebih baik daarinya, akan tetapi ini akan sangat berguna untuk saling mengingatkan bahwa dia sedang berada dalam arah yang salah, ini juga akan berguna untuk dirikita jika mungkin saja kita dimasa yang akan datang bisa terjerumus kejalan yang salah, tentunya dalam keadaan yang seperti itu kita akan membutuhkan sekali nasihat dari orang lain bukan, agar jalan yang kita tuju tidak berada pada jalan yang salah yang mungkin saja dapat merugikan orang lain. Terlebih lagi tentang nasihat ini Rasulullah Saw telah menjadikan nasihat ini bagian dari agama, beliau adalah seorang rasul yang sangat berhati-hati dalam memberikan pengajaran ataupun nasihat-nasihat maka dari itu ketika beliau menyampaikan sesuatu, beliau selalu mengucapkan apa yang di sampaikan dari hal yang penting berlanjut kehal yang lebih penting, kemudian menyampaikan riciannya agar para shahabat dapat mengerti apa yang disampaikan dengan sangat jelas, dan apa yang sudah disampaikan oleh Rasulullah Saw telah ditulis dalam Hadits-Hadits termasuk hadits Arbain yang ke 7 ini. KESIMPULAN Kesimpulannya menasihati dan dinasihati itu adalah sebuah keterikantan dari manusia yang tidak bisa dilepaskan, karena itu kita sebagai manusia tidak bisa hidup seorang diri, maka dari itu salinglah menasihati satu sama lain, agar kehidupan kita bisa berada pada kehidupan yang lebih baik lagi sebagai seorang manusia dan sebagai seorang pembelajar dari Al-Quran, para nabi dan Rasul yang sudah Allah tunjuk dan turunkan kebumi sebagai penerang kehidupan, maka patutlah kita bersyukur atas semua itu. Dari penjelasan tentang hadits Arbain ke 7 ini semoga teman-teman mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat, silahkan bagikan artikel ini kepada teman dan kerabat dekat serta keluarga untuk saling mengingatkan dan membaca dari pentingnya sebuah nasihat, jangan lupa Subscribe juga blog ini untuk mendapatkan update terbaru yang kami tuliskan. Mungkin hanya sampai disini yang dapat kami jelaskan tentang hadits Arbain ke 7 ini, nantikan update selanjutnya ya, Akhirkata saya ucapkan wasalam. Assalamualaikum, pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang hadits arbain ke 6, hadits arbain ke enam ini menerangkan tentang syubhat, pertama-tama biar kami jelaskan tentang syubhat terlebih dahulu, barang kali masih ada di antara teman teman yang tidak tahu dengan syubhat ini, Syubhat adalah kata atau istilah dalam agama islam yang menyatakan tentang sesuatu yang masih ragu-ragu (samar-samar) akan kehalalan ataupun ke haramannya, untuk masalah syubhat ini kita tidak lah boleh mengambil tindakan yang sembrono, misalnya contoh: jika memang ada makanan yang meragukan haram atau tidak karena tidak ada hukum yang menjelaskan tentang halal haramnya makanan itu, nah dengan adanya masalah ini seharusnya ada penelitian lebih lanjut oleh para pakar ulama, sehingga dapat mengambil tindakan dihalalkan ataukah diharamkannya makanan itu.
Jika memang sudah ada penelitian dari pakar ulama namun hasilnya masih samar-samar maka lebih baik hal itu kita jauhi, itu sesuai dengan yang dikatakan pada hadits arbain ke 6 ini, jika masih samar-samar maka jauhilah, dan ketahuilah barang siapa yang telah menjauhi perkara syubhat maka dia telah menyelamatkan agamanya, untuk lebih jelasnya silahkan baca haditsnya dibawah ini, janganlupa juga baca hadits arbain ke 5 ya, hadits arbain ke 5 menjelaskan tentang bid'ah. LATINNYA: An abii abdillaahinnu'maa nibni basyiirin rodhiallaahu 'anhumaa Qoola sami'tu rosuulallaahi Salallaahu 'alaihi wasalam, yaquulu: innal hallabainuw wa innal harooma bainuw wabainahumaa ummuu rummasytabihaatun laya'lamuhunna kasiirumminannaasi famanittaqosy syubuhaa tifaqodis tabro alidiinihii wa'ir dhihii wamawqo'a fisy syubuhaati waqo'afiil haroomi karroo'ii yar'a hawlalhimaa yuwsyiku anniyar ta'afiihi alawainnalikulli malikin himan lawainna himallaahi mahaari muhu ala wainnafil jasadi mudhghotan idzaa shola jat sholahal jasadukulluhu waindzaa fasadat fasadal jasadukulluhu alawahiyal qolbu. ARTINYA: Diriwayatkan dari abi abdillah anu’man bin basir Radiallahu anhuma, Anu’man berkata saya mendengar Rasulullah Saw Bersabda: sesungguhnya halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara keduanya perkara-perkara yang subhat (Samar-samar), tidak diketahui oleh banyak orang, maka siapa orang yang menjauhi perkara subhat maka dia telah menyelamatkan agamanya dan kehormatannya, dan siapa yang berbuat subhat maka lama-lama dia akan melakukan perbuatan yang haram. Seperti seorang pengembala yang mengembala disekitar kebun yang tidak boleh dimasuki (Dilarang), maka lambat laun akan masuk ke kebun itu. Ketahuliah sesungguhnya dari setiap raja ada larangannya , dan ketahuilah sesungguhnya larang Allah itu adalah hal-hal yang diharamkan.Dan ketahuilah sesungguhnya didalam jasad itu ada segumpal daging dimana baik daging itu maka baik seluruh jasadnya, dan dimana rusak daging itu maka rusak seluruh jasadnya, ketahuilah segumpal daging itu adalah hati. Yang meriwayatkan Hadits di atas adalah Imam Bukhari dan Imam Muslim. Nah itulah diatas penjelasan tentang hadits arbain ke 6 yang telah dsiriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu teman-teman dalam mempelajari hadits arbain ini yang ditulis oleh imam nawawi. Jika menurut teman teman artikel ini bermanfaat silahkan bagikan kekrabat dan kawan-kawan agar mereka bisa tahu jugha tentang hadits ini, hadits ini adalah hadits shahih, jangan lupa subscribe juga blog ini melalui kolom yang tersedia di bawah artikel ya, akhir kata saya ucapkan wasalam. Assalamualaikum wr wb, Untuk pembahasan kali ini kita sudah masuk ke hadits arbain yang ke 5, Hadits arbain yang ke 5 ini membahas tentang Bid'ah, untuk masalah bidah ini di indonesia sendiri sangat ramai dibicarakan, namun tak sedikit pula yang bisa menjelaskan tentang arti sesungguhnya bid'ah ini, banyak sekali orang yang tidak faham tentang urusan bid'ah ini, sehingga terjadi banyak sekali perdebatan diantara mereka.
Namun dalam artikel ini saya tidak akan masuk ke pembahasan perdebatan tentang bid'ah, untuk artikel ini saya hanya memfokuskan untuk penulisan tentang hadits arbain yang ke 5, untuk hadits nya berikut di bawah ini. Diriwayatkan Dari Ibunya semua orang yang beriman yaitu Ummi abdillah Aisyah Semoga meridhoi Allah kepada siti Aisyah, Aisyah berkata: Rasulullah Saw bersabada: Siapa orang yang mengada-ngada dalam agama kita (Agama Islam), Suatu perkara yang tidak ada dalam Agama, maka perkara itu ditolak. Yang meriwaytkan Hadits Di atas Yaitu imam Bukhari dan Imam Muslim, dan dalam riwayat muslim yang lain: Siapa orang yang berbuat suatu perbuatan yang tidak ada dalam agama kita (Islam) maka perbuatan itu ditolak. Nah itulah Hadits Arbain yang ke 5 tentang bid'ah, jika teman-teman ingin mempelajari tentang bid'ah nanti akan saya tuliskan artikelnya di halaman yang lain, karena akan sangat banyak sekali pembahasannya, jika menurut teman-teman artikel ini bermanfaat silahkan bagikan ke medsos dan yang lainnya, bagikan juga ke teman, krabat dekat agar mereka tahu tentang hadits arbain ini. Untuk pembahasan kali ini saya cukupkan sampai disini, Jangan lupa subscribe blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami, Akhir kata saya ucapkan wasalam. Assalamualaikum, masih dengan kami dalam pembahasan hadits Arbain, untuk pembahasan kali ini kita sudah masuk kepada hadits arbain yang ke empat, dimana isi kandungan dari hadits arbain ini adalah proses penciptaannya manusia dan takdir Allah yang sudah di tetapkan saat ruh ditiupkan oleh malaikat pada rahim seorang ibu pada saat berumur kurang lebih empat bulan, jangan lupa juga baca hadits arbain ke 3 ya, hadits arbain ke 3 membahas tentang rukun islam.
Hadits ini diriwayatkan dari Imam Bukhari Dan Imam Muslim, Tokoh-tokoh periwayat hadits yang sangat terkenal di dunia, Jika di anatara teman teman ada yang belum tahu bagai mana penciptaan atau proses diciptakannya manusia di rahim seorang ibu, maka sangat cocok sekali untuk membaca pembahasan dari hadits arbain ke 4 ini, untuk lebih jelasnya silahkan baca selengkapnya dibawah ini. ARTINYA: Diriwayatkan dari Abdurahman abdulah bin mas'ud Radiallahu Anhu, Abdullah bin mas'ud berkata: Rasulullah Saw bercerita kepada saya Rasul itu orang yang jujur dan orang yang terpercaya, sesunggunya setiap diantara kalian dikumpulkan penciptaannya dalam setetes air mani dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian air mani itu berubah menjadi darah kental selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging selama 40 hari, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya, dan diperintahkan malaikat dengan membawa 4 kalimat perkara yang telah ditetapkan: menetapkan rizkinya dan ajalnya dan amalnya dan celakanya atau bahagianya. Demi Allah yang tidak ada lagi tuhan selain Allah, sesungguhnya salah satu dari kalian yakin berbuat dengan perbuatan ahli syurga, sehingga jarak diantara dirinya dan syurga itu berjarak satu sikut lagi, akan tetapi Allah telah menetapkan baginya ketentuan, Maka berbuat dia itu dengan perbuatan ahli neraka, maka masuklah dia kedalam neraka. Dan sesungguhnya diantara kalian yakin ada yang berbuat dengan perbuatan ahli neraka, sehingga jarak diantara dirinya dan neraka tinggal satu sikut, akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan yang telah dituliskan, maka berbuat dia dengan perbuatan ahli syurga, maka masuk dia kedalam syurga. Yang meriwayatkan hadits itu Imam bukhari dan imam Muslim. Nah itulah Hadits arbain ke 4 yang menjelaskan tentang proses penciptaannya manusia dan takdir allah yang sudah ditetapkan, adapun beberapa pelajaran yang didapat dari hadits ini diantara lain adalah: Allah subhanahuwata'ala telah mengetahui takdir apa yang akan di alami oleh makhluknya, bahkan sebelum mereka diciptakan atau terlahir, termasuk dengan Kebahagiaan, kecelakaan, kejadian-kejadian dan lain-lain, Semuanya sudah tertulis dalam lauhul mahfuz, Lauhul mahfudz adalah tempat dimana segala rahasia yang ada dilangit dan di bumi tersimpan, termasuk dengan takdir manusia. Kita dapat mengetahui bagai mana proses penciptaannya manusia yang bermulai dari setetes air mani, kemudian menggumpal menjadi segumpal darah, dan kemudian berubah menjadi segumpal daging, kemudian disaat berumur kurang lebih empat bulan dalam kandungan, maka ditiupkanlah ruh kepada janin itu, dan berangsur angsur tumbuh menjadi bayi selama 9 bulan lamanya, kemudian dilahirkan ke dunia lewat rahim seorang ibu. Mungkin hanya itu yang dapat saya jelaskan pada pembahasan hadits Arbain ke 4 ini, semoga menjadi sumber pengetahuan bagi teman-teman terhadap hadits ini, baca juga hadits arbain yang lainnya di bawah ya, hadits arbain ini terdapat 40 hadits shahih yang sudah dituliskan oleh Imam Nawawi. Bagikan artikel ini kepada teman, kerabat, keluarga jika menurut kalian bermanfaat, jangan lupa subscribe juga blog ini untuk mendapatkan update artikel terbaru tentang apa yang dibahas, jika dalam pembahasan masih ada yang tidak dimengerti silahkan untuk ditanyakan kepada kami melalui contact yang sudah disediakan di menu contact, akhirkata saya ucapkan wasalam. Assalamualaikum pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang hadits Arbain yang ke 3, hadits arbain yang ke 3 ini menjelaskan tentang rukun Islam, oh ia tak lupa baca juga postingan kami yang sebelumnya ya, postingan sebelumnya membahas tentang hadits arbain yang ke 2, dimana hadits arbain yang ke 2 ini menerangkan tentang Islam, Iman dan ihsan, insya Allah dapat bermanfaat terutama bagi yang belum tahu apa itu Islam, Iman dan Ihsan.
Untuk teman-teman, sudahkan kalian tahu bagai mana islam didirikan?, islam itu didirikan dengan lima perkara, Nah untuk lebih jelasnya tentang yang dimaksud dengan lima perkara tersebut berikut keterangannya terkandung dalam Hadits Arbain ke 3 karangan imam Nawawiah yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bin Khatab Radhiallahu Anhuma. HADITS ARBAIN KE 3 ARTINYA: Diriwayatkan dari abdurahman Yaitu Abdulah Bin Umar bin Khatab Radhiallahu Anhuma, Semoga Allah meridhoi keduanya, Umar Bin Khatab Berkata: Saya mendengar dari Rasulullah Saw, Rasulullah bersabda: Islam itu didirikan dengan lima tiang: Bersaksi (Menyakini) Sesungguhnya tiada tuhan yang wajib disembah selain Allah dan sesungguhnya muhammad itu utusan Allah. Mendirikan Sholat Memberikan zakat Naik haji ke baitullah dan Puasa Bulan Ramadhan Yang meriwayatkan hadits di atas yaitu imam bukhari dan imam muslim. Nah itulah tentang penjelasan dari Hadits Arbain ke 3 yang diriwayatkan oleh Abdurahman, semoga dengan membaca hadits ini kita dapat memperkuat tiangnya agama yang sudah lama berdiri kokoh ini, dengan mempraktekan dari kelima pembahasan di atas, seperti yang di sebutkan di atas yang pertama dengan membaca dua kalimah syahadat, yang kedua mendirikan sholat lima waktu Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya, Dan subuh, Ketiga mengeluarkan zakat, keluarkanlah zakat kita dan berikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya karena harta yang kita peroleh seluruhnya bukanlah milik kita, sebagian kecilnya itu adalah milik orang-orang yang berhak, ke Empat Menunaikan ibadah haji ke baitullah, (Jika Mampu), Ke lima menjalankan puasa di bulan ramadhan, tak terasa sebentarlagi kita akan bertemu kembali dengan bulan ramadhan yang penuh dengan keberkahan, mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan. Kepada teman-teman silahkan bagikan artikel ini kepada sahabat terdekat jika memang bermanfaat, jangan lupa subscribe juga blog ini untuk menerima pemberitahuan terbaru dari kami tentang apa yang dibahas, postingan ini saya akhiri sampai disini akhir kata saya ucapkan wasalam. Assalamualaikum salam saya ucapkan kepada pengunjung kajianmuslim.net - Artikel ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya yang mana di artikel sebelumnya saya membahas tentang hadits arbain ke 1 yang menerangkan tentang Inna amalu bin niyat, nah untuk artikel ini saya membahas tentang hadits arbain ke 2, dari hadits arbain ke 2 ini didalamnya menjelaskan tentang Islam Iman dan Ihsan.
Namun menurut saya ada yang seru dari penjelasan hadits ini, dimana Rasulullah saw sedang mengajarkan agama islam kepada para shahabat tiba-tiba muncul malaikat jibril dan bertanya kepada Rasulullah, maksud dari malaikat jibril ini adalah untuk memberi pelajaran kepada para shahabat secara tidak langsung melalui pertanyaan malaikat jibril yang ditanyakan kepada Rasulullah saw, Nah untuk lebih jelasnya silahkan simak haditsnya dibawah ini. Diriwayatkan dari sayyidina umar RA, Sayyidina Umar berkata: Dalam suatu waktu kami semua pada duduk dekat Rasulullah Saw, dalam suatu hari tiba-tiba datang kepada kami semua seorang laki-laki yang warna bajunya sangat putih, dan warna rambutnya sangat hitam, laki-lki itu tiba-tiba ada tidak diketahui datangnya dari arah mana, dan dari kami semua tidak ada yang mengenalnya, sehingga di duduk dekat Nabi Saw, terus laki-laki itu menyandarkan dua lututnya kepada dua lututnya Kanjeng Nabi Saw, dan lakilaki itu meletakan kedua telapak tangannya kepada kedua paha Rasulullah Saw, terus laki-laki itu berata: Hei muhammad! Coba terangkan tentang islam kepadaku? Jawab Rasulullah Saw: Islam itu yaitu meyakini sesungguhnya tidak ada tuhan yang wajib di sembah kecali Allah, Dan sesungguhnya Muhammad Itu utusan Allah, dan menjalankan sholat, dan memberikan zakat, dan puasa bulan ramadhan, dan Naik Haji ke baitullah kalau mampu dijalannya. Laki-laki itu berkata: Benar kamu Muhammad. Kami semua merasa kaget kepada laki-laki itu, dia yang bertanya kepada Rasulullah tetapi dia juga membenarkan. Kemudian laki-laki itu bertanya lagi: Coba terangkan kepadaku tentang iman? Rasulullah Saw Menjawab: Iman itu yaitu harus beriman kepada Allah dan para malaikatnya Alah dan kitab-kitab nya Allah dan utusan-utusannya Allah dan kepada hari Akhir, dan harus beriman kamu kepada takdir Allah maupun itu bagus ataupun buruk. Laki-laki itu berkata: Benar kamu Muhammad. Kemudian laki-laki itu bertanya lagi: Coba terangkan tentang ihsan, Rasulullah Saw Menjawab: Ihsan yaitu ibadah kepada Allah ta’ala seperti kamu melihat Allah, Kalau kamu tidak bisa melihat Allah maka Allah melihat kepadamu. Kemudian laki-laki itu bertanya lagi: Coba terangkan kepadaku tentang hari kiamah, Rasulullah menjawab: Yang bertanya itu lebih tahu tentang hari kiamah daripada yang ditanya. Kalau begitu coba terangkan kepadaku tentang tanda-tandanya hari kiamah. Rasulullah Saw menjawab: tanda-tandanya hari kiamah itu yaitu sudah dilahirkan majikan dari pembantunya. KETERANGAN: Tentang majikan dan pembantunya: Maksudnya adalah dimana suatu jaman sudah memperlihatkan kejadian dimana seorang ibu yang pekerjaan nya seperti pembantu kepada anaknya, anaknya ini suka menyuruh ibunya untuk ini dan itu, Seperti contohnya: mencucikan baju, menanak nasi dan sebagainya, Nah jaman yang dimaksudkan oleh perkataan Rasulullah Saw itu sudah terjadi dijaman sekarang ini tepatnya tahun 2019, kejadian ini sudah termasuk tanda-tanda hari kiamah, wallahualam. Dan sudah melihat kamu kepada orang-orang yang tidak pakai sandal dan tidak memakai baju dalam keadaan pakir, dan suka menggembalakan kambing-kambing, tiba-tiba berlomba-lomba membangun gedung-gedung yang tinggi. Setelah itu Terus laki-laki itu pergi dan aku terdiam dengan waktu yang lama, terus laki-laki itu bersabda: hei umar! Kamu tahu tidak siapa yang bertanya tadi? Kata saya (Umar) Allah dan rasulnya yang lebih tahu. Rasulullah Saw berkata: Sesungguhnya laki-laki itu adalah malaikat jibril, Jibril Telah datang kepada kamu semua untuk membimbing kalian tentang agama kalian. (Yang meriwayatkan Hadits Di atas adalah Imam Muslim) Nah di atas adalah penjelasan tentang hadits arbain bagian dua tentang islam Iman Dan Ihsan, jika teman-teman masih bingung silahkan untuk bertanya melalui kolom komentar atau bisa juga dengan mengkontak kami melalui menu contac paling bawah, Subscribe juga blog ini untuk mendapatkan update artikel terbaru ya, Share kepada teman saudara atupun kerabat jika memang artikel ini bermanfaat. Assalamualaikum kepada pengunjung kajianmuslim - Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan hadits Arbain yang ditulis oleh imam nawawi (Kitab Arbain An Nawawiyah), hadits dari kitab Arbain ini seluruhnya terdapat 40 hadits, namun saya tidak menjelaskan semua hadits nya dalam satu halaman, untuk hadits arbain ini kami akan menerangkannya per satu halaman, jadi setiap satu halaman satu hadits yang dituliskan.
Tahukah kalian bahwa jika kita bisa menghafal hadits sebanyak 40 hadits nanti di hari akhir kita akan dibangkitkan dan digolongkan dengan ahli-ahli fiqh dan para ulama lo, jadi mulai sekarang hafallah 40 hadits, untuk hadits nya bebas tidak ditentukan hadits mana yang harus dihafal, namun untuk lebih afdol maka hafalah hadits-hadits yang shahih. Adapun hadits tentang yang saya bahas di atas tentu saja ada sumbernya, menghafal 40 hadits ini saya kutip dari kitab An Nawawiyah berikut keterangannya dibawah ini. ARTINYA: Sesungguhnya rasulullah saw telh bersabda Barang Siapa orang yang menghafal 40 hadits dari golongan umatku dari perkara agamanya maka Allah akan membangkitkian dia dari kuburnya nanti di hari kiamahdisatukan dengan golongan ahli-ahli Fiqh dan para ulama. Nah diatas adalah keterangan tentang menghafal 40 hadits, untuk hadits Arbain yang pertama kita akan membahasnya dibawah ini. ARTINYA: Diriwayatkan dari amiril muminin abi hapsin umar bin khatab RA, Umar berkata saya sudah mendengar dari Rasulullah Saw beliau bersabda: Sesungguhnya semua amal itu bagai mana niatnya, Dan sesungguhnya setiap orang hanya mendapatkan apa niat yang dia maksudkan, Maka siapa orang yang hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya maka dia akan hijrah kepada Allah dan Rasulnya, Dan siapa orang yang hijrahnya kepada dunia maka dia akan mendapatkan dunia, atau hijrahnya kepada perempuan maka orang itu akan menikah dengan perempuan, maka hijrahnya orang itu kepada apa yang dia tuju. Sudah menceritakan kepada hadits di atas dua orang imam muhaditsin yaitu abu abdillah muhammad bin ismail bin ibrohim bin mugiroh bin bardizbah Albukhariyu orang dari kota bikhari, dan abu husain muslim bin hajaj bin muslim al khusairiyu annasaburiyu dengan kitab shahih bukhari dan kitab shoheh muslim. Kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim itu adalah kitab yang paling Shahih dari semua kitab. Nah hadits di atas adalah keterangan dari hadits arbain ke 1 inna amalu binnyiat yang ditulis oleh An Nawawiyah, jadi dengan apa yang sudah dijelaskan jikalau kita beramal itu tergantung dengan niat kita Inna Amalu Binnat (Sesungguhnya amal itu tergantung dari niat). Untuk penulisan hatis pertama saya cukupkan sampai disini, nantikan update hadits arbain selanjutnya ya, atau dengan cara gampangnya teman teman bisa meng Subscribe blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami, silahkan share juga artikel ini jika memang bermanfaat, jika masih bingung silahkan untuk bertanya kepada kami, kontak kami ada di menu contact paling bawah, akhirkata saya ucapkan wasalam. |
Archives
November 2019
Categories
All
BlogRoll |